Sutradara : Faozan Rizal
Genre : Drama
Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi : MD PICTURES
Genre : Drama
Produser : Dhamoo Punjabi, Manoj Punjabi
Produksi : MD PICTURES
Sinopsis
Cerita awalnya bermula ketika Habibie
dan Ainun masih remaja, mereka berdua bersekolah di tempat yang sama.
Pada waktu remaja mereka digoda oleh gurunya kalau berjodoh tetapi
Habibie malah menyangkalnya dan mengatakan bahwa Ainun itu hitam, jelek
dan gendut seperti gula jawa.
Beberapa tahun pun berlalu dan Habibie
melanjutkan pendidikannya di Jerman dan harus terpaksa pulan ke
Indonesia karena menderita penyakit Tubercolosis. Tetapi pada saat
itulah Habibie dan Ainun dipertemukan kembali melalui kue yang harus
diantarkan Habibie ke rumah Ainun.
Pada saat bertemu itulah Ainun berubah
menjadi gadis muda dan cantik. Banyak pria yang meliriknya kebanyakan
pria yang menaruh hati kepada Ainun adalah orang kaya dan berpangkat,
tetapi Habibie yang saat itu sudah mulai mencintai Ainun pun juga tidak
minder. Ia dengan santainya datang ke rumah Ainun dengan menggunakan
becak sedangkan para pria yang lainnya datang menggunakan mobil yang
bagus.
Ainun sendiri tidak silau dengan harta
dan pangkat oleh pria yang menyukainya. Dan justru memilih Habibie dan
memilih untuk hidup dengannya. Setelah menikah mereka berdua pun terbang
ke Jerman dan menyelesaikan studi S3 nya serta berharap untuk kembali
ke Indonesia dan membangun negeri dengan membuat sebuah pesawat anak
bangsa seperti janji yang dulu pernah diucapkan ketika sakit.
Tetapi kondisi tidak seperti yang
diharapkan. Istilah yang paling tepat adalah di negeri orang dipuji
tetapi di negeri sendiri malah dicaci. Pada saat itu Habibie memang
sangat dihormati di Jerman. Mimpi Habibie untuk membangun Indonesia
mengalami hambatan dan dengan terpaksa menerimanya dengan lapang dada
dan bekerja di Industri Kereta Api milik Jerman. Disana Ia menemukan
penemuan baru di bidang industri kereta api yang fenomenal.
Sampai akhirnya kesempatan datang kepada
Habibie untuk bisa mewujudkan mimpinya membangun indonesia melalui
maskapai penerbangan. Setelah menjadi wakil dirut IPTN dan selanjutnya
diangkat menjadi menteri, wakil presiden dan presiden setelah Soeharto
lengser dari jabatan ketika terjadi reformasi pada tahun 1998.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan.
Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak
pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan
keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1
jam setiap harinya.
Habibie sendiri tidak mencalonkan diri
menjadi presiden pada pemilu periode berikutnya dan kembali ke Jerman
bersama Ainun. Di Jerman mereka berdua hidup lebih tenang dan damai
tetapi kedamain itu tidak bertahan lama karena Ainun divonis oleh dokter
telah mengidap kanker ovarium stadium akhir dan memaksanya untuk
melakukan operasi berkali kali demi kesembuhannya. Pada waktu sakit
itulah Habibie dengan setia merawat Ainun dan berharap sembuh seperti
sedia kala. Tetapi takdir berkata lain, Ainun menutup mata untuk selama
lamanya.
Banyak kisah mengharukan di film ini,
diantaranya adalah ketika Habibie sama sekali tidak mempunyai uang untuk
pulan ke rumah ketika berada di Jerman dan sedang hujan salju sepatunya
bolong dan harus ditambal dengan kertas. Kembalinya sampai di rumah,
Ainun tidak tega dan meminta Habibie untuk memulangkannya ke Indonesia
agar bisa membantu biaya Habibie selama masih di Jerman.
Selain itu ada adegan dimana ketika
Ainun yang sedang sakit parah tetapi masih sempat menuliskan daftar obat
yang harus diminum oleh Habibie, karena dialah yang selalu menyiapkan
obat untuk Habibie. Masih banyak adegan-adegan haru yang lainnya yang
terlalu panjang jika dijelaskan disini.
Setelah 2 minggu Habibie ditinggalkan
oleh Ainun ia mencari ibu Ainun di setiap sudut rumahnya yang berada di
Jerman tanpa menggunakan alas kaki. Betapa rindunya Habibie kepada Ainun
sebuah kisah cinta yang mengharukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar